PENGUKURAN SUDUT, HUBUNGAN ANTARA
SATUAN
PENGUKURAN DAN
PENERAPANNYA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Disusun guna memenuhi tugas makalah individu mata kuliah
“MATEMATIKA 3”
Dosen Pengampu :
Kurnia Hidayati, M.Pd.
Disusun Oleh :
Sriani (210614055)
PG.B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PONOROGO
Maret,
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara
tentang Matematika tak akan pernah terlepas dari kehidupan. Karena hampir dalam
setiap aktivitas sehari-hari entah disadari atau tidak kita pasti menggunakan
Matematika. Mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi. Oleh karena
itu, Matematika menjadi salah satu pelajaran terpenting yang harus dikuasai
oleh setiap orang yang ingin meraih sukses dalam kehidupannya.
Pada makalah ini berfokus pada pengukuran sudut dan
hubungan antara satuan pengukuran serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengertian dari
pengukuran sudut, macam-macam hubungan antara satuan pengukuran serta
menyelesaikan masalah hubungan antara pengukuran dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
konsep pengukutan sudut ?
2.
Bagaimanakah
hubungan antara satuan pengukuran ?
3.
Bagaimanakah
penerapan pengukuran sudut dalam kehidupan sehari-hari ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui konsep pengukuran sudut
2.
Untuk
mengetahui hubungan antara satuan pengukuran
3.
Untuk
mengetahui penerapan pengukuran sudut dan hubungan antara satuan pengukuran
dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengukuran Sudut
Sudut adalah daerah yang dibentuk
oleh pertemuan dua sinar garis lurus yang memiliki pangkal yang sama. Sinar
garis lurus tersebut disebut kaki sudut dan pangkal sinar disebut titik sudut. Daerah bidang
yang dibatasi oleh kaki-kaki sudut dinamakan daerah sudut. Pada gambar dibawah ini AO dan BO
adalah kaki sudut dan O adalah titik sudut. Notasi (simbol) untuk sudut adalah ∠.
Gambar sudut AOB
Nama sudut
pada gambar di atas dapat ditulis dengan
dua cara :
1.
Dengan satu huruf yaitu sudut O
ditulis
2.
Dengan tiga huruf yaitu sudut AOB ditulis
Sedangkan
pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Jadi, Pengukuran
sudut adalah membandingkan sudut yang akan diukur dengan sudut pembanding.
Sebuah sudut dapat ditempatkan pada sudut yang lain untuk memperoleh bahwa yang
pertama lebih kecil, sama atau lebih besar dari sudut yang kedua.
Pengukuran
besar sudut dapat dilakukan melalui dua cara yaitu : pengukuran sudut dengan
satuan baku dan pengukuran sudut dengan satuan tidak baku.
1. Pengukuran Sudut dengan Satuan Baku
Pengukuran sudut dengan satuan baku
merupakan pengukuran sudut yang hasilnya tetap atau sesuai dengan standar yaitu
menggunakan busur derajat, dengan derajat sebagai satuannya. Contoh cara
mengukur besar sudut derajat adalah sebagai berikut :
a.
Himpitkan titik tengah busur derajat
dengan titik B sehingga kaki sudut OA berhimpitan dengan garis yang melalui
titik 0 dan titik busur derajat.
b.
Perhatikan angka 0 pada busur
derajat yang terletak pada garis OA dan perhatikan garis OB. Besar sudut AOB
dapat dibaca pada skala yang ditunjukkan oleh busur derajat. Jika angka 0
berada di bagian luar, maka perhatikan angka pada bagian luar yang terletak
pada kaki sudut OB.
Hasil
pengukuran : ∠AOB = 30°∠COD = 60°∠AOC = 180°.
Secara lengkap
satuan sudut yang baku ada 3 macam yaitu :
a. Sistem Sexasimaal (derajat,
menit, detik)
1 derajat = 60 menit (ditulis 1°=60’)
1 menit = 60 detik (ditulis 1’=60’’)
Contoh:
68,24° = 68° + 0,24° = 68° + 0,24 x 60’ = 68° + 14,4’
= 68° + 14’ + 0,4’ =
68° + 14’ + 0,4’ x 60”
= 68° + 14’ + 24” =
68° 14’ 24”
b. Sistim Centisimaal (grad, decigrad, centigrad, miligrad dst)
Satu grad
ditulis 1 grad adalah besar sudut yang
dihasilkan oleh perputaran sejauh
keliling lingkaran.

360° = 400 g (grad)
1 g = 10 dgr (decigrad)
1 dgr = 10 cgr (centigrad)
1 cgr = 10 mgr (miligrad)
1 mgr = 10 dmgr (decimiligrad)
Contoh 13.2 :
45 grad 1 decigrad 0 centigrad 3 miligrad 5 decimiligrad = 45, 1035g.
c.
Radian
1 radian
ditulis 1 rad adalah besarnya sudut yang dihasilkan oleh perputaran sebesar jari-jari
lingkaran atau p rad = 180° .
2.
Pengukuran
Sudut dengan Satuan Tidak Baku
Pengukuran
sudut dengan satuan tidak baku, misalnya, menggunakan sudut satuan. Dengan
menggunakan kertas yang dilipat, sehingga berimpit dengan sudut satuan, kita dapat meletakkan kertas lipatan di atas
sudut yang akan diukur. Dapat juga dengan menggunting sudut satuan dan
meletakkannya di atas sudut yang akan diukur. Kemudian kita membilang berapa
kali guntingan itu dapat menutup sudut yang diukur.
Contoh :
Ukurlah besarnya


Q
R

Gambar Sudut
satuan PQR




Gambar
ABC

Setelah melipat kertas sebesar
PQR dan menutupkannya pada
ABC, sehingga diperoleh besar
ABC = 3 kali
PQR .




Macam-macam sudut dapat dibedakan berdasarkan
ukurannya :
1.
Sudut
lurus adalah sudut yang besarnya 180

2.
Sudut
siku-siku adalah sudut yang besarnya 90

3.
Sudut
lancip adalah sudut yang besarnya antara 0
dan 90
.


4.
Sudut
tumpul adalah sudut yang besarnya antara 90
dan 180
.


5.
Sudut
reflek adalah sudut yang besarnya antara 180
dan 360
.


B.
Hubungan Antara Satuan Pengukuran
1.
Hubungan Antar Satuan Panjang dan Jarak
Satuan baku/standar internasional yang
digunakan untuk satuan panjang ada bermacam-macam di antaranya centimeter dan
meter. Untuk mengukur panjang benda-benda yang relative kecil digunakan satuan
centimeter, sedangkan untuk benda yang besar digunakan satuan meter. Satuan
panjang dapat digunakan untuk menghitung satuan jarak.
Gambar
Tangga ukuran panjang dan jarak
Contoh
:
1
km = (1 x 10) hm = 10 hm (turun
satu anak tangga)
1
km = (1 x 100) dam = 100 dam (turun
dua anak tangga)
1
km = (1 x 1000) m = 1000 m (turun
tiga anak tangga)
2000
m = (2000 : 10) dam = 200 dam
(naik satu anak tangga)
2000
m = (2000 : 100) hm = 20 hm
(naik dua anak tangga)
2.
Hubungan Antar Satuan Kecepatan
Kecepatan
dapat dinyatakan dalam stuan km/jam (kilometer per jam) atau m/detik (meter per
detik). Rumus dari kecepatan adalah sebagai berikut :
Jarak
(s), lama perjalanan (t), kecepatan (t)
Kecepatan
= jarak : lama perjalanan atau 

Contoh
:
a.
Kecepatan
= 20 km/jam
Lama
perjalanan = 30 menit
Jarak
= …. ?
Jawab
:
v
= 20 km/jam
t
= 30 menit = ½ jam
s
= v x t
= 20 km/jam x ½ jam
= 10 km
3.
Hubungan Antar Satuan Waktu
1 menit = 60 detik
|
1 bulan = 4 minggu
|
1 tahun = 365 hari
|
1 jam = 60 menit = 3600 detik
|
1 bulan = 30 hari
|
1 abad = 100 tahun
|
1 hari = 24 jam
|
1 tahun = 12 bulan
|
1 windu = 8 tahun
|
1 minggu = 7 hari
|
1 tahun = 52 minggu
|
1 dasawarsa = 10 tahun
|
Setiap 4 tahun sekali, bulan Februari
terdiri dari 29 hari, sehingga 1 tahun ada 366 hari, yang disebut tahun
kabisat.
Contoh :
a.
2 windu + 1 abad = …… tahun
b.
1 jam + 2 hari = …. Jam
Jawab :
a.
2 windu = 2 x 8 tahun = 16 tahun
1 abad = 100 tahun
16 tahun + 100 tahun = 116 tahun
b.
2 hari = 2 x 24 jam = 48 jam
1 jam + 48 jam = 49 jam
4.
Hubungan Antar Satuan Berat
Satuan yang sudah dikenal untuk mengukur berat
benda adalah gram (g), kilogram (kg) dan ton. Satuan yang digunakan untuk
mengukur berat perhiasan adalah gram, untuk mengukur berat beras mengunakan
satuan kilogram, sedangkan satuan ton digunakan untuk mengukur berat benda yang
sangat besar seperti truk, mobil dan pesawat.
Dari tangga tersebut akan nampak hubungan antar
satuan berat, bahwa setiap turun satu tangga dikali 10 sedangkan setiap naik
satu tangga maka dibagi 10. Contoh :
1 ton = (1 x 10) kw = 10 kw (turun satu anak tangga)
20 hg
= (20 : 10) kg = 2 kg (naik satu anak tangga)
1 ton = 1000 kg
1 kuintal = 100
kg
1 pon = 5 ons
Istilah hektogram jarang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi hektogram sering disebut dengan ons, sehingga 1
kg = 10 ons.
C. Penerapannya
Dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
Di
sekolah Rini, dalam sehari terdapat 3 mata pelajaran. Jika setiap mata
pelajaran dilaksanakan selama 45 menit. Maka, berapa jamkah waktu yang
diperlukan Rini untuk mengikuti pelajaran dalam sehari ?
Jawab
:
Waktu
yang dibutuhkan dalam setiap matapelajaran = 45 menit
Waktu
yang dibutuhkan selama 3 matapelajaran = 45 menit x 3 = 135 menit
1
jam = 60 menit
60 menit
+ 60 menit = 120 menit atau 2 jam
135nit – 120 menit = 15 menit
Jadi,
waktu yang diperlukan Rini untuk mengikuti pelajaran adalah selama 2 jam 15
menit dalam sehari
2.
Jarak rumah Tito ke sekolah 200 m. jarak sekolah ke kantor
pos 500 m. Berapa dam jarak rumah Tito ke kantor pos ?
Jawab :
Jarak rumah ke sekolah = 200 m
Jarak sekolah ke kantor pos = 500 m
Jarak rumah ke kantor pos = 200 m + 500 m = 700 m
700
=
dam = 70 dam

Jadi, jarak rumah Tito ke kantor pos adalah 70 dam.
3.
Arif mengendarai sepeda motor dari rumah menuju tempat
kerjanya. Kecepatan Arif mengendarai motor yaitu 40 km/jam. Ia menempuh
perjalanan itu dalam waktu 2 jam. Berapa jarak yang ditempuh Arif ?
Jawab :
Kecepatan sepeda motor adalah 40 km/jam.
Lama perjalanan = 2 jam
Jarak = kecepatan x lama perjalanan
Maka jarak yang ditempuh = 2 jam x 4 km/jam = 80 km
Jadi, jarak yang ditempuh Arif menuju tempat kerjanya adalah
80 km.
4.
Pada pukul 03.00 kedua jarum membentuk sudut sebesar 3 sudut
satuan. Berapakah besar sudut yang terbentuk ?
Jawab :
Besar sudutnya adalah 3 x 30
= 90


Jadi, pada pukul 03.00 kedua jarum jam membentuk sudut 90
.

BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan dua sinar
garis lurus yang memiliki pangkal yang sama. Sinar garis lurus tersebut disebut
kaki sudut dan pangkal sinar disebut titik sudut. Daerah bidang
yang dibatasi oleh kaki-kaki sudut dinamakan daerah sudut.
2.
Pengukuran sudut adalah membandingkan sudut yang akan diukur
dengan sudut pembanding.
3.
Pengukuran besar sudut dapat dilakukan melalui dua cara
yaitu : pengukuran sudut dengan satuan baku dan pengukuran sudut dengan satuan
tidak baku.
4.
Hubungan antara satuan pengukuran diantaranya : hubungan
antar satuan panjang, hubungan antar satuan jarak, hubungan antar satuan waktu,
hubungan antar satuan kecepatan dan hubungan antar satuan berat.
B.
Saran
Matematika dijuluki sebagai
matapelajaran yang tersulit untuk kalangan siswa SD/MI. Meskipun menjadi yang
tersulit, akan tetapi kita sebagai calon guru harus tetap memberi mereka
motivasi untuk tidak menjauhi matapelajaran yang satu ini. Untuk itu, kita juga
harus bersungguh-sungguh dalam mempelajari maupun memahami segala materi yang ada di dalamnya.
Untuk isi makalah saya ini, masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, saran dan
kritik sangat saya harapkan untuk perbaikan ke depannya. Semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Sulardi, Pandai
Berhitung Matematika SD Kelas 5, Jakarta: Erlangga,2006
Matematika
3, Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008
http://simanukmabur.blogspot.co.id/2013/06/pengukuran-sudut.html.
http://prendi22.blogspot.co.id/2015/02/pengukuran-sudut-dan-hubungan-antar.html.